Mengapa Memilih Berinvestasi di Saham?

Secara definisi, Saham adalah satuan nilai atau pembukuan dalam berbagai instrumen finansial yang mengacu pada bagian kepemilikan sebuah perusahaan. Dengan menerbitkan saham, memungkinkan perusahaan-perusahaan yang membutuhkan pendanaan jangka panjang untuk ‘menjual’ kepentingan dalam bisnis -saham (efek ekuitas)- dengan imbalan uang tunai. Ini adalah metode utama untuk meningkatkan modal bisnis selain menerbitkanobligasi.[2] Saham dijual melalui pasar primer (primary market) atau pasar sekunder (secondary market).

Selain saham, masih banyak bentuk investasi lainnya seperti: Properti, Emas, Valuta Asing, penyertaan modal usaha bersama, reksadana, dll

Beberapa faktor yang perlu dipertimbang sebelum anda memulai berinvestasi diantaranya:

  • Anda memiliki penghasilan tetap,
  • Memiliki tabungan dengan jumlah (banyak yang menyarankan) lebih atau minimal untuk biaya hidup anda selama 6 (enam) bulan
  • Jika masih ada kelebihan dana maka anda sudah layak berfikir untuk investasi

Kemudian setelah anda merasa sudah layak melakukan investasi, maka selanjutnya anda akan berfikir dan mencari informasi sebanyak mungkin tentang jenis investasi yang sesuai dengan anda sendiri tentunya dalam memilih investasi kita semua ingin merasa nyaman dan tenang.

Semua jenis investasi yang ada baik melalui lembaga formal dan informal pasti memiliki risk and reward (resiko dan keuntungan), setiap investasi memiliki karakteristik risk and reward masing-masing. Mari kita lihat risk dan reward untuk masing-masing jenis investasi yang disebutkan diatas.

Selanjutnya mari kita melihat secara khusus investasi saham. Sesuai dengan resiko dan keuntungan yang akan didapat dalam berinvestasi tentunya kita harus mencermati lebih jauh dan dalam tentang resiko itu sendiri. Perdagangan saham di pasar modal sangat fluktuatif setiap saat di hari pasar. Dengan aturan yang ada maka saham-saham yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia akan dihentikan perdagangannya bila naik atau turun melebihi batas auto rejection. Batas ini ditentukan dalam 3 range harga saham.

Secara sederhana kita bisa membandingkan beli saham dengan beli cabai di pasar untuk dijual lagi. Cabai tidak dijual lagi dalam waktu dekat maka akan busuk dan tidak memiliki harga jual lagi. Untuk saham, selama perusahaan yang kita beli sahamnya tidak tutup atau bangkrut, saham yang kita miliki masih tetap memiliki harga. Bagaimana jika harga turun? Kembali tidak ada yang bisa menjamin bahwa harga saham akan naik terus atau turun terus. Kembali dibutuhkan banyak pertimbangan dalam memilih saham. Terlihat jelas perbandingan resiko antara saham dengan bisnis yang lain. Dan masih banyak perbandingan lain yang bisa kita cermati, salah satu diantaranya: kita membeli seekor lembu untuk dititipkan pada seorang kerabat atau teman, jika lembu itu tumbuh besar dan beranak kita akan mendapat bagi hasil dari selisih pertumbuhan dikurangi modal awal kita namun apakah jenis seperti ini tidak mengandung resiko? Tentu resiko ada dimana-mana, siapa yang sanggup menjamin lembu itu tidak akan kurus oleh beberapa penyebab? Siapa yang berani menjamin lembu itu tidak akan mati? Baik karena penyakit atau penyebab lainnya. Tidak ada yang berani menjamin.

Jadi yang perlu digarisbawahi dan disadari bahwa semua usaha , bisnis atau investasi mengandung resiko. Sehingga yang sangat penting kita pahami ada cara untuk meminimalisir resiko itu sendiri.

Dalam tulisan selanjutnya saya akan coba menulis langkah-langkah awal yang perlu dilakukan untuk memulai investasi saham, semua tulisan ini saya tulis berdasarkan pengetahuan saya yang didapat dari membaca berbagai sumber dan berdiskusi dengan teman-teman yang juga menjadi investor dan trader saham.

Penulis: Martoenoes (martoenoes@gmail.com)